Senin, 08 Maret 2010

PENDETA KOPTIK ZAKARIA BOTROS MEMERANGI API DENGAN API

PENDETA KOPTIK ZAKARIA BOTROS MEMERANGI API DENGAN API
(www.indonesia.faithfreedom.org/f ... c&start=20)
By Raymond Ibrahim


Walau ia tidak dikenal secara luas di Barat (ataupun Indonesia), pendeta Koptik, Dr Zakaria Botros/Boutros - yang dicap sebagai "MUSUH UTAMA ISLAM #1" oleh surat kabar Arab, al-Insan al-Jadid - terus mencuatkan kontroversi dalam dunia Islam. Bersama dengan missionaris yang kebanyakan Muslim murtadin - ia tampil secara teratur dalam saluran Arab al-Hayat (contoh, "Life TV") yang disiarkan dari AS. Bebas dari sensor negara-negara Islam ataupun serangan-serangan fisik Muslim, di sini ia menangani topik-topik teologi yang kontroversial. Siaran-siaran Botros tentang tradisi dan hukum Islam ini memang sering mempermalukan pemimpin-pemimpin Islam diseluruh Timur Tengah.

Image

Pendeta yang sering mengenakan salib besar ini, duduk dengan Quran dan Injil didekatnya dan tanpa tedeng alilng-aling ia menyerang ajaran Islam sampai ke akar-akarnya. Ia terkenal karena mengumumkan '10 Tuntutan'nya terhadap dunia Islam, antara lain : cabut ayat-ayat Quran yang memusuhi dan menganjurkan pembunuhan terhadap kaum Yahudi, Kristen dan memaksa Yahudi dan Kristen untuk memeluk Islam. 'Kalau kalian tidak sanggup mencabut ayat-ayat Quran itu,' katanya, 'jangan anggap bahwa kami akan cabut dari agama kami.'

Bisa dilihat disini : http://www.memritv.org/clip/en/753.htm

Akibat siaran-siaran Dr Zakaria ? PEMURTADAN BESAR-BESARAN. Pembaptisan baru-baru ini oleh Paus Benedikt XVI atas wartawan Italia kelahiran Mesir - Magdi Allam - hanyalah puncak gunung es yang jauh lebih besar.

Malah, seorang ulama bernama Ahmad al-Qatani mengaku di TV al-Jazeera beberapa waktu lalu bahwa : 6 JUTA Muslim masuk Kristen setiap tahun, kebanyakan 'terbuai' oleh siaran-siaran Botros. Baru-baru ini, al-Jazeera mencap TV al Hayat sebagai "serangan evangelis yang belum pernah terjadi sebelumnya" terhadap dunia Muslim.

Islam Merosot Cepat ! Di Afrika saja, 16.000 Muslim per hari, 6 juta per tahun meninggalkan Islam - By Ali Sina (http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2272)

Sejumlah faktor yang mempengaruhi fenomena Botros ini :

PERTAMA, bentuk media baru - khususnya TV satelit dan Internet (bentuk-bentuk utama TV al Hayat) - memungkinkan orang bertanya tentang Islam, tanpa takut dianiaya atau dibunuh. Ini mengakibatkan untuk pertama kalinya penonton - bahkan dari Saudi, dimana Injil-Injil disita dan dibakar - menelpon show itu untuk berdebat dengan Botros dan kolega-koleganya dan bahkan menyatakan kemurtadan mereka [dan masuk Kristen].

KEDUA, siaran Botros dalam bahasa Arab - bahasa sekitar 200 juta orang, kebanyakan Muslim. Kemahiran Botros berbahasa Arab Klasik tidak hanay memungkinkannya mencapai audiens yang lebih luas, dan memungkinkannya untuk membahas lebih dalam literatur Arab yang berjilid-jilid sehingga melaporkan kepada Muslim-muslim KTP tentang kepincangan-kepincangan dalam Islam.

KETIGA, analisanya tidak dapat dibantah. Contoh pembahasannya tentang "Apakah jihad sebuah kewajiban bagi semua Muslim ?"; "Apakah wanita lebih rendah dari pria dalam Islam?"; "Benarkah Mohammed mengatakan bahwa monyet-monyet wanita harus dirajam dengan batu ?" "Apakah meminum air kencing nabi-nabi memang diwajibkan shariah ?". Botros menjawab setiap pertanyaan dengan kutipan dari sumber-sumber Islam yang jelas, dari teks otoritatif Quran, hadis dan teologi-teologi Muslim ternama, dari dulu sampai sekarang.

Ia juga mengundang para ulama untuk menunjukkan kesalahan metodologinya (kalau ada). Tapi ia menuntut bahwa jawaban ulama harus didasarkan pada "al-dalil we al-burhan," - "dalil dan bukti."

DAN ternyata, tanggapan ulama sering dalam bentuk BUNGKAM KESUMAT, yang membuat siaran-siaran Botros semakin menggiurkan bagi penonton Muslim. Ulama yang sering merujuk kepada kesimpulan-kesimpulan Botros mau tidak mau MALAH menyatakan persetujuan mereka dengannya - sehingga sering menunjukkan wajah-wajah merah malu pada siaran TV langsung ini.

Botros menghabiskan tiga tahun untuk menarik perhatian dunia pada sebuah hadis otentik namun sangat memalukan bahwa : wanita Muslim harus MENYUSUI lelaki tidak semuhrim (bahkan lelaki tidak dikenal) agar dapat berada dalam satu ruangan sendiri dengan si lelaki tersebut.

MESIR : fatwa MENYUSUI lelaki dewasa !!
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=13874
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=14480

Seorang pakar hadis, Abd al-Muhdi, dihadapkan pada hadis ini pada sebuah siaran TV live yang dimoderasi oleh pembawa acara Hala Sirhan. Al-Muhdi menegaskan bahwa meyusui lelaki dewasa, menurut shariah, adalah sebuah CARA SAH untuk memudahkan wanita-wanita, yang tadinya "terlarang" bagi lelaki yang tidak semuhrim, mengadakan hubungan dengan lelaki lain - logikanya adalah bahwa dengan "menyusui" lelaki itu, ia menjadi seperti "putera" sang wanita dan oleh karena itu tidak lagi bisa memiliki nafsu birahi terhadap wanita tersebut.

Yang paling lucu, Ezzat Atiyya, kepala Departemen Hadis di Universitas al-Azhar - institusi Islam Sunni yang paling otoritatif - malah mengeluarkan fatwa untuk mengabsahkan "Rida' al-Kibir" (istilah shariah bagi "menyusui orang dewasa"), yang sampai mengakibatkan kemarahan besar dalam dunia Islam sampai fatwa itu harus dicabut. (Tapi hadis-nya masih eksis!)

Botros memainkan peranan penting dalam memfokus pada masalah memalukan ini dan memaksa ulama untuk memberi tanggapan. Seorang tamu lain pada show Hala Sirhan, Abd al-Fatah, malah semakin mempermalukan para ulama: "Saya tahu kalian semua menonton siaran pendeta itu dan tidak seorangpun dari kalian [menunjuk pada Abd al-Muhdi] mampu menanggapinya, karena ia selalu mengutip sumber-sumber sahih !"

Karena impotensi mereka menjagal Botros, satu-satunya strategi yang tersisa bagi ulama adalah menuntut kematiannya (dengan hadiah US$5 juta bagi kepalanya) atau tidak mengacuhkannya. Setiap kali namanya muncul, mereka mengutuknya sebagai siapa lagi kalau bukan antek-antek Yahudi. Taktik ini mungkin memuaskan beberapa Muslim TAPI tetap saja masyarakat umum terus menuntut agar ulama memberikan jawaban tegas dan konkrit kepada sang pendeta.

Contoh paling dramatis adalah pada siaran TV internasional, Iqra.

Sang pembawa acara, Basma, Muslimah konservatif berhijab, menanyakan kepada dua ulama, termasuk Sheikh Gamal Qutb, yang pernah menjabat sebagai mufti agung universitas al-Azhar, untuk menjelaskan legalitas ayat Quran (4:24) yang mengijinkan lelaki untuk menggagahi wanita-wanita tahanan perang. Ia berulang-ulang menanyakan: "Betulkah menurut shariah, sex dengan budak masih berlaku ?"

Kedua ulama tidak memberikan jawaban jelas, mereka cuma bisa OOT (Out Of Topic) dan mengutuk Yahudi. Basma menegaskan kembali : pemuda-pemuda Muslim bingung dan PERLU JAWABAN seketika ini juga, karena "ada sebuah saluran TV khusus dan seorang lelaki yang mendiskusikan masalah ini selama 20 tahun & belum juga mendapatkan tanggapan dari kalian."

Sheikh Qutb yang wajahnya memerah berteriak, "Percuma menanggapi orang-orang hina macam itu !" dan angkat kaki dengan marah dari set film. Ia kemudian kembali lagi, tapi menolak untuk mengakui bahwa Islam memang mengijinkan budak-budak sex dan malah menghabiskan waktu mengumpat dan mengutuk Botros. Ketika Basma mengatakan "99% Muslim, termasuk saya, tidak mengerti masalah pergundikan dalam Islam dan sulit menerimanya." Sang sheikh menjawab, "Kalian tidak perlu mengerti." Dan bagi Muslim-muslim yang menonton dan dipengaruhi Botros, ia menghardik, "Itu urusan kalian ! Kalau putera saya sakit dan memilih untuk mengunjungi seorang mekanik dan bukan seorang dokter - maka itu urusan dia !"

Namun sukses utama Botros adalah tujuannya untuk menyelamatkan jiwa Muslim. Ia selalu memulai dan mengakhiri programnya dengan menyatakan bahwa ia mencintai semua Muslim dan ingin menjauhi mereka dari kepalsuan dan membawa mereka menuju kebenaran.

Dengan demikian Father Zakaria Botros memerangi api dengan api.


* * * * *

US$60 JUTA HADIAH BAGI KEPALA PENDETA ZAKARIA BOUTROS
(www.cbn.com/cbnnews/cwn/092906zakaria.aspx)


CWNews.com - Pendeta Orthodox Yunani, Father Zakaria Boutros membuat dunia Muslim kebakaran jenggot.

Image

Program TV-nya, 'Truth Talk' disiarkan setiap hari ke Timur Tengah lewat channel satelit Al-Hiyat. Ia sering menentang Muslim dengan memaparkan tidak konsistennya doktrin Islam - yang disembunyikan para pemimpin Muslim dari pengikut yang dilarang mempertanyakan doktrin.

"Islam tidak dapat mempertahankan diri terhadap pertanyaan intelektual. Muslim tidak ada yang dapat mengerti kontradiksi dalam Quran dan Hadis. Jadi saya ingin agar orang mau bertanya dan belajar. Ini Islam; kau harus terima mentah-mentah, kalau tidak.... kau akan dibunuh," demikian Zakaria.

Father Zakaria juga mempertanyakan pribadi nabi Muhamad, yang katanya hanya bertujuan pada hal-hal duniawi. "Muhamad hanya mempedulikan tiga hal: wanita, parfum dan makanan," katanya. "Mana mungkin ia dapat menawarkan penyelamatan. Dimana cinta yang diajarkannya? Dimana missinya sebagai nabi Tuhan?"

Siaran-siaran Pendeta Zakaria ini mengundang kemarahan Muslim sedunia dan malah ada tawaran $60 juta bagi kepalanya. Tapi ia tidak sedikitpun mengurangi sikap konfrontasionalnya itu.

Pernyataan-pernyataan provokatifnya itu memang dirancang agar Muslim mempelajari agama mereka.

"Ini cara saya: pendek, tajam, dan meninggalkan shock," kata Zakaria.

Ini juga yang terjadi pada James, orang Mesir yang menontoh siarannya pada malam buta saat semua anggota keluarganya sedang tidur.

"Pertama kali saya menontonnya, saya langsung marah dan ingin membunuhnya," katanya.

Lalu ia mulai baca Quran untuk membantah pendapat Zakaria. Tapi akibatnya malah tidak disangkanya. "Saya mulai memikirkan hal-hal yang belum pernah saya pikirkan," katanya, "Dan tiba-tiba pengertian saya berubah dan segalanya menjadi jelas." Isterinyapun murtad !

"Saya sadar bahwa Islam adalah agama palsu," kata Mary. "Ketika saya menyadari kebenaran, saya tinggalkan jilbab saya. Saya merasa telah dibebaskan. "Hidup bukan menyangkut agama, hidup adalah membina hubungan dengan Tuhan."

Pendeta Zakaria mengatakan, dunia Muslim penuh dengan orang-orang seperti James dan Mary.

Ribuan orang mengunjungi Internet chat roomnya di 'Pal Talk' setiap bulan. Mereka ingin menantang ajaran Zakaria tapi buntutnya, mereka malah menjadi murtad !

Selengkapnya...

Minggu, 07 Februari 2010

TRAGEDI ATAU BERKAT ?

Bertahun-tahun yang lalu di Skotlandia, keluarga Clark memiliki sebuah impian. Clark dan isterinya bekerja dan menabung, membuat perencanaan bagi keluarga mereka, termasuk 9 orang anak, untuk bepergian ke Amerika Serikat.

Hal ini memerlukan waktu bertahun-tahun, namun akhirnya mereka memiliki tabungan yang cukup dan mereka mengurus pasport dan mengatur reservasi pada sebuah kapal pesiar baru menuju Amerika Serikat.

Seluruh keluarga itu dipenuhi dengan pengharapan dan kegembiraan tentang perjalanan mereka. Namun, tujuh hari sebelum keberangkatan mereka, anak laki-laki termuda digigit anjing. Dokter menjahit luka anak itu dan menaruh pita kuning tanda karantina di muka rumah Clark . Dalam rangka mencegah wabah rabies, mereka dikarantina selama 14 hari.

Impian keluarga ini berantakan. Mereka tidak akan dapat melakukan perjalanan ke Amerika seperti yang mereka telah rencanakan. Sang ayah, yang dipenuhi dengan kekecewaan dan kemarahan, menuju dermaga untuk melihat kapal mewah itu berlayar - tanpa keluarga Clark . Sang ayah menumpahkan air mata kekecewaan dan menyesali anak laki-lakinya karena kesialan itu.

Lima hari kemudian, kabar tragis melanda seluruh Skotlandia. Kapal pesiar Titanic tenggelam di laut. Kapal yang semula diperkirakan tidak bakal tenggelam itu ternyata tenggelam, merenggut ratusan nyawa bersamanya.



Keluarga Clark seharusnya ada di kapal itu, namun karena anak laki-lakinya digigit anjing, mereka tertinggal di Skotlandia.

Ketika Pak Clark mendengar berita itu, ia memeluk anak laki-laki termudanya dan berterima kasih kepadanya karena telah menyelamatkan seluruh keluarga itu. Ia bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan karena telah menyelamatkan jiwa mereka dan mengubah apa yang semula dianggap tragedi menjadi suatu berkat.

Tragedi diubah jadi berkat, itu juga yang dialami dua pengusaha yang menjadi tokoh dalam buku "Mukjizat Kehidupan". Tuhan menunjukkan bahwa tidak selalu hal-hal buruk adalah kata akhir bagi kehidupan yang penuh kemalangan. Tuhan mengubah air mata menjadi mata air kehidupan.

Meskipun kita tidak selalu mengerti, Tuhan turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi-Nya. Sebab Tuhan mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Nya mengenai kita, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28)

------
(fr.el.strs)

--------------------------------------------------------------------
PESTA ====Pendidikan Elektronik Studi Teologia Kaum Awam===== ALUMNI

Selengkapnya...

Selasa, 14 Oktober 2008

Memperkaya Sesama

Bacaan: Matius 25:31-46

Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; - Matius 25:35
Saya baru saja membaca biografi Albert Schweitzer. Saya sangat terinspirasi dan kagum dengan orang yang luar biasa ini. Betapa tidak? Ia seorang yang cerdas dengan 3 gelar Ph.D., yaitu dalam bidang filsafat, teologi dan musik. Pada usia 30, ia sudah menjadi begitu terkenal dan hidup dengan enak. Namun ketika ia membaca artikel tentang orang-orang Afrika yang menderita, sekarat, bahkan mati karena kurang gizi. Hatinya tergoncang, dan ia harus segera melakukan sesuatu. Ia memutuskan untuk belajar di fakultas kedokteran dan setelah lulus, ia berani meninggalkan kehidupannya yang nyaman untuk melayani orang-orang di Afrika selama 50 tahun! Sungguh nilai pengorbanan yang luar biasa demi melihat kehidupan sesama menjadi lebih baik.

Albert Schweitzer sangat berpotensi menjadi orang hebat dan orang yang kaya raya, namun ia tidak memperkaya dirinya. Ia justru memberikan hidupnya untuk melayani orang-orang miskin di Afrika dengan biaya sendiri. Menurut saya, itulah sukses sejati. Berbicara soal sukses tak selalu diukur dari berapa banyak uang yang kita punya, berapa aset perusahaan kita, atau berapa gaji kita sebagai tenaga profesional, dsb. Bukan soal bagaimana kita memperkaya diri kita sendiri, tapi bagaimana kita memperkaya kehidupan sesama kita dan menjadikan kehidupan mereka lebih baik.

Sebagai seorang murid Kristus, marilah kita meneladani apa yang dilakukan Kristus selama pelayanan-Nya di bumi ini. Yesus tidak memperkaya diri-Nya sendiri, sekalipun hal itu sangat bisa jika Dia mau melakukannya. Sebaliknya hidupnya diabdikan untuk manusia, khususnya manusia yang terpinggirkan dan terabaikan. Melalui tulisan ini, saya ingin mengetuk hati kita semua untuk mulai peka dan peduli terhadap keadaan sesama kita. Ingatlah bahwa kita diberkati bukan untuk memperkaya diri kita sendiri, kita diberkati untuk menjadi berkat bagi orang lain sehingga dunia melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Bapa di sorga. Sesungguhnya kesuksesan kita akan menjadi semu, sebelum kita bisa menjadi berkat bagi sesama kita.

Bukan soal bagaimana kita memperkaya diri, tapi bagaimana memperkaya kehidupan sesama.


Selengkapnya...

Mereka Bisa Jika Dipercaya

Bacaan: I Timotius 4:11-16

Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. - I Timotius 4:12

Saya acungi jempol untuk anak muda ini. Prestasi yang mengagumkan dan luar biasa. Ingin tahu bagaimana seorang anak SMA menjalankan tugas sebagai seorang wali kota? Tengoklah ke Hillsdale, Michigan. Sejak akhir November 2005, Michael Sessions yang baru berusia 18 tahun secara resmi menjadi walikota. Kemenangannya di pilihan wali kota ini menjadi berita fenomenal hingga USA Today sampai BBC News meliputnya. Lebih hebat lagi, dana kampanyenya juga hanya 700 dollar AS atau sekitar 7 juta rupiah. Sessions akan bekerja sebagai wali kota sepulangnya dari belajar di sekolah. Hebat, bukan? *

Ketika membaca berita ini, saya langsung terpikir satu ayat, “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” Surat yang ditulis Paulus kepada Timotius ini digenapi dalam kehidupan Michael Sessions.Jujur saja, sebagai anak muda kita terlalu sering diremehkan. Dicap sebagai orang yang miskin pengalaman, belum tahu banyak, belum mencicipi pahitnya kehidupan dan sudah menjadi stereotipe bahwa anak muda hanya bisa berhura-hura saja. Dengan pandangan umum seperti ini, rasanya sangat mustahil bagi kita untuk mencapai prestasi yang mengagumkan di usia muda kita. Kiranya semua pandangan umum ini tidak mematikan semangat kita, sebaliknya marilah kita mengimani apa yang pernah ditulis oleh Paulus kepada Timotius itu juga digenapi dalam kehidupan kita. Saya sangat berharap bahwa kisah walikota termuda di dunia ini dibaca oleh seorang anak muda untuk membangkitkan semangat mereka.

Lebih bersyukur lagi jika saya sedang berhadapan dengan pembaca yang sudah dewasa. Kiranya tulisan ini bisa membuka wawasan kita bahwa seorang anak muda bisa saja dipakai Tuhan dengan luar biasa, sekaligus menunjukkan prestasi yang mengagumkan. Itu sebabnya jangan buru-buru meremehkan anak kita. Jangan buru-buru menghakimi bahwa anak kita yang masih sangat muda tak akan bisa berbuat apa-apa. Sungguh bijak kalau kita mau menuntun dan membimbing mereka, serta memberi kesempatan kepada mereka untuk mencapai potensi diri yang maksimal. Percayalah, mereka bisa seandainya dipercaya.

Yakinlah bahwa Tuhan bisa memakai seorang anak muda dengan luar biasa.



Selengkapnya...

Ketika Dunia Berbalik Menyerang Kita

Bacaan: Lukas 22:47-53

Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?- Lukas 22:48

Ini tidak adil. Ini sangat tidak manusiawi. Bahkan sangat tidak masuk akal dilakukan oleh manusia-manusia yang berakal budi. Bukankah Yesus tidak pernah melakukan yang buruk? Sedikitpun tidak. Ia selalu berbuat baik. Ia selalu memberi pertolongan, bahkan ketika saatNya belum tiba pun, Ia tetap menyelamatkan muka keluarga mempelai di Kana. Ia tidak pernah menggosipkan orang lain, apalagi memfitnahnya. PerkataanNya manis, lembut dan menyegarkan siapa saja yang letih. Ia tidak pernah meminta atau menuntut lebih, Ia selalu memberi. Ia tidak pernah menjadi batu sandungan, Ia menjadi berkat. Ia membuat mujijat dan memberikannya kepada mereka yang butuh mujijat. Tak terhitung lagi kaki lumpuh yang bisa berjalan, atau mata buta yang celik, si bisu yang akhirnya berujar, atau si tuli yang sekarang bisa enjoy dengar musik easy listening.

Yesus buat semuanya itu. Tapi apa yang Ia dapat? Pengkhianatan. Olokan. Cercaan. Tatapan sinis. Bahkan paduan suara yang sedemikian kompak, “Salibkan Dia!” Bisa jadi yang berteriak lantang adalah mereka yang pernah mengecap kebaikanNya atau bahkan yang mengalami sendiri mujijatNya. Dua belas murid yang Ia andalkan juga tiba-tiba melempem. Nyalinya ciut dan memilih menyelamatkan diri masing-masing. Meski semula mereka gembar-gembor bahwa nyawa pun akan dipertaruhkan demi guruNya. Pengkhianatan. Bukan hanya Yudas saja, tapi sebenarnya semua murid mengkhianati Dia, karena membiarkan Dia sendirian menanggung semuanya itu.

Yesus dikhianati oleh orang-orang yang selama tiga tahun terakhir ini selalu bersamaNya. Yesus disalibkan oleh orang-orang yang pernah ditolongNya. Mungkin saja mereka yang memaki Yesus adalah mereka juga yang pernah dibuatnya bicara dari kebisuan. Yesus mengalami semuanya itu, tapi Ia tetap teguh. KasihNya tidak tergoncang. Pengkhianatan tak mampu mengubah kasihNya. Meski dunia berbalik melawanNya, Ia tetap mengampuni. Teladan hidup yang luar biasa.

Bagaimana jika dunia berbalik melawan kita? Bagaimana jika orang yang pernah kita tolong memberikan ciuman Yudas? Marilah kita belajar dari Yesus. Hidup yang dikuasai kasih. Memang berat. Daging kita berontak. Logika kita tidak bisa menerima. Bagaimana mungkin mengasihi mereka yang berbalik melawan kita. Tapi itulah kasih. Kasih bukanlah kasih kalau tidak bisa mengasihi musuh kita.

Apakah kita tetap mengasihi mereka yang berbalik melawan kita?


Selengkapnya...

Kamis, 09 Oktober 2008

Berhentilah Merasa Khawatir


"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidupitu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu. Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok memiliki kesusahannya tersendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari" (Matius 6:25-29, 34).

Apakah Anda terbiasa merasa khawatir? Apakah Anda menghabiskan sebagian besar perhatian dan tenaga untuk khawatir terhadap berbagai kesalahan masa lampau atau pikiran tentang masa mendatang? Bagaimana Anda menilai dengan jujur tentang apa yang Anda dapatkan di saat merasa kuatir? Apa yang Anda peroleh dari pekerjaan yang hanya berdasarkan pada kekhawatiran? Jika langkah pertama untuk menjadi pemimpin efektif terhadap orang lain adalah terlebih dahulu menjadi pemimpin diri sendiri yang efektif, apakah terus-menerus merasa khawatir merupakan ciri dari seorang pemimpin yang baik?

Yesus pernah menyampaikan pemikiran-Nya sebagai suatu analisis yang cukup mendalam, yaitu mengenai kegagalan karena sebuah kekhawatiran. Firman-Nya mengenai hal ini merupakan yang paling puitis dan tajam: "Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung .... Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berbakaian seindah salah satu dari bunga itu." Tentunya, burung-burung dan bunga-bunga di ladang tidak pernah tergesa-gesa karena kekhawatiran terhadap berbagai kesalahan masa lampau atau bencana di masa mendatang. Pada dasarnya, mereka itu selalu baik adanya. Kenyataannya, mereka lebih daripada sekadar baik dengan tampak melayang tinggi di udara dan menikmati keindahan bumi yang memiliki gambaran hidup yang luar biasa indah dan keharuman teramat mewah. "Mengapa harus kuatir?" tanya Yesus. Sangatlah tidak masuk akal.

Namun, sisi estetis dari orasi Yesus memuat lebih daripada sekadar prosa puitis tentang alam. Kenyataannya, bagian yang paling saya sukai dari filosofi-Nya tentang anjuran untuk membebaskan diri dari kekhawatiran berkaitan dengan akibat kekhawatiran itu sendiri. "Dan siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?" Dalam Injil Lukas 12:26, Ia menambahkan, "Jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang paling kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain?" Kita ditawarkan tantangan yang lebih mendalam untuk menggambarkan seluruh tenaga dan waktu yang terbuang karena kekhawatiran. Sebenarnya, jika kita memang bukan orang yang suka menderita, kita tidak akan mengalami proses munculnya kekhawatiran itu sendiri. Seperti yang ditunjukkan Yesus, bahwa hal itu tidak dapat dimasukkan ke dalam kehidupan kita sekecil apa pun bentuknya pada waktu tertentu. Kenyataannya, setumpuk bukti medis menunjukkan hal yang sebaliknya; bahwa stres yang disebabkan oleh kekhawatiran dapat menimbulkan berbagai permasalahan pribadi, termasuk semua penyakit yang secara dramatis dapat memperpendek usia seseorang, misalnya kanker, penyakit jantung, dan banyak lainnya. Yang pasti, kekhawatiran sama sekali tidak dapat sedikit pun memperpanjang usia, namun justru memperpendeknya, dan sering kali begitu dramatis.

Stres yang berasal dari pergumulan diri seseorang dan tumpukan dari tekanan yang memerlukan perhatian kita di dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi kita dapat disangkal sebagai penyebab lebih banyak lagi gangguan kesehatan dan psikologis daripada sumber lainnya. Banyak penelitian yang menuduh stres sebagai penyebab berbagai gangguan penyakit dan memerlukan biaya penyembuhan miliaran dolar. (Biaya untuk mengatasi stres akibat pekerjaan di AS diperkirakan menghabiskan sekitar 200 miliar setahun.) Tidaklah mengherankan jika kemudian stres dianggap sebagai penyakit abad ke-20 oleh ILO (International Labour Organization) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dapatlah dikatakan secara sederhana bahwa stres dapat membuat hidup kita menjadi kacau. Suatu kandungan yang sangat berbahaya dari stres yang merusak adalah proses mental yang kita sebut kekhawatiran.

Meskipun pengetahuan dan praktik kesehatan berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, epidemi dari kekhawatiran yang destruktif dan stres masih terus berlangsung. Sebagai contoh, salah satu perhatian utama masyarakat akhir-akhir ini adalah ketakutan akan kehilangan pekerjaan. Sebuah survei yang dilakukan terhadap 2,2 juta orang selama empat tahun terakhir ini, telah menemukan bahwa hampir setengah dari pekerja di AS merasa khawatir akan kehilangan pekerjaan. Lebih lanjut, hampir setengahnya pula percaya bahwa kinerja yang baik tidak akan menghindarkan mereka dari PHK oleh pemilik perusahaan yang tidak loyal. Ketika pertimbangan semacam itu dipahami sebagai penyebab banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan, ada hal menarik untuk dicatat bahwa kekhawatiran yang meluas ini terjadi pada saat pengangguran berada pada tingkat yang paling rendah.

Kenyataan telah menunjukkan bahwa kekhawatiran dan stres dapat menjadi berbahaya bukanlah hal yang baru bagi kita; kita telah mendengar tentang semua itu sebelumnya. Lebih jauh lagi, kebanyakan dari kita dapat menerima dan mempercayai pesan yang berkelanjutan ini. Masalahnva, melakukan sesuatu hal terhadap proses kekhawatiran merupakan suatu tantangan yang paling sulit dipahami dalam kehidupan manusia.

Kekhawatiran dapat mengarah pada kekosongan fisik, penyakit, gangguan psikologis, dan mengacaukan hubungan antarpribadi. Kehidupan saya telah dipenuhi dengan bukti-bukti mengenai kapasitas kekhawatiran yang destruktif. Pada perjalanan karier sebelumnya dalam bidang ritel, saya pernah memunyai seorang pimpinan yang diketahui mengidap suatu kekhawatiran yang sangat ekstensif sehingga mengalami insomnia yang berkepanjangan. Ia juga mengidap gangguan pada lambung yang membuatnya sering sakit. Ada juga kawan sekerja yang mengakui bahwa ia menjadi peminum berat setiap malam untuk meredam sakitnya itu. Seorang kawan lainnya meyakini sekali bahwa seorang teman dekatnya meninggal karena mengidap kanker yang disebabkan oleh kekhawatiran selama bertahun-tahun di dalam pekerjaannya. Banyak kasus semacam ini yang tidak terhitung jumlahnya. Saya sendiri pernah memunyai pengalaman kehabisan energi dan berbagai gejala fisik lainnya selama kehidupan saya yang dipenuhi oleh stres. Jadi, mengatasi kekhawatiran telah menjadi hal yang sangat penting bagi saya. Terutama, seperti telah dikemukakan pada bagian awal, banyak bukti menunjukkan adanya hubungan antara kekhawatiran yang menyebabkan stres dengan penyakit, penyalahgunaan narkoba dan alkohol; dan menjadi sumber utama dari penyakit yang paling buruk bagi kehidupan manusia.

Di tengah masyarakat yang bergerak begitu cepat dan penuh persaingan, muncul di mana-mana buku dan seminar yang menjelaskan usaha untuk menolong diri sendiri dengan menawarkan berbagai macam teknik yang menjamin mampu mengusir segala bentuk ketakutan dan kekhawatiran dari kehidupan kita. Beberapa dari buku dan seminar sebagai pengobatan yang potensial ini, sayangnya hanya memberikan suatu kelegaan yang bersifat sementara, penyembuhan jangka pendek, dan terbatas pada orang-orang tertentu. Apa yang sebenarnya diperlukan adalah sesuatu yang lebih meresap ke dalam keseluruhan sistem kepercayaan kita, mudah dipahami, dan memiliki strategi yang sesuai dengan perilaku dan terarah untuk mengatasi seluruh proses kekhawatiran yang begitu menggoda. Pengobatan riil terhadap kekhawatiran dapat bersandar pada perubahan mendasar dari cara kita melihat diri dan kehidupan kita sehari-hari.

Secara pribadi, saya menemukan falsafah dan resep yang bermanfaat untuk membantu diri sendiri secara psikologis tapi selalu saja tidak mencukupi. Seperti halnya kebanyakan orang, saya melanjutkan pencarian pada sumber kedamaian dan kebahagiaan yang mampu memberikan suatu dasar yang kokoh bagi kesehatan, kehidupan penuh vitalitas dari pribadi yang efektif, dengan sedikit dasar kekhawatiran, dan usaha mengurangi pemborosan energi. Dalam pencarian saya yang lebih luas itu, tak satu pun falsafah bermakna paling dalam yang saya temui daripada seperti yang sudah ditawarkan Yesus pada sekitar dua ribu tahun yang lampau.

Yesus tidak memerlukan suatu bukti penelitian kontemporer untuk membuat posisinya meyakinkan orang lain. Kekhawatiran dan stres yang bersifat negatif menyebabkan kita menjauh dari kebahagiaan hidup kita sehari-hari secara dramatis dan tanpa nilai apa pun. Kekhawatiran akan menyelimuti pikiran kita dengan berbagai pikiran yang sangat mengganggu dan menyebabkan badan kita jelas-jelas teramat sakit, lelah, dan bersikap kasar. Meskipun kita percaya bahwa itu menjadi tanda dari perasaan cinta pada orang yang kita khawatirkan, namun hal itu justru telah mengurangi kemampuan kita untuk mencintai.

Jadi, apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi kekhawatiran? Yesus mengusulkan dua strategi penting. Pertama, kenalilah kekhawatiran kita dan berbagai kegagalan yang ditimbulkannya. Dengan demikian, kita dapat mengambil manfaat dari pemikiran kita daripada membiarkan kekhawatiran bergerak liar merusak pikiran dan energi kita. Sebagai gantinya, kita dapat menjadi lebih waspada dan memahami kerugian yang ditimbulkannya. Ini merupakan langkah pertama yang sangat penting karena dapat membentuk suatu dasar, terutama motivasi, untuk berubah. Kedua, Yesus memberikan dorongan kepada kita untuk tidak mengkhawatirkan hari esok sehingga kita mampu membiarkan masalah hari ini hanya untuk hari ini. Nasihat seperti ini sangat konsisten dengan kebijaksanaan umum yang mengimbau kita untuk memusatkan perhatian pada keadaan hidup saat ini saja.

Tentunya, masih banyak resep lainnya yang disediakan oleh Yesus untuk membangun falsafah yang dapat mengatasi kekhawatiran. Contohnya, satu pendekatan berdasarkan prosedur Rowland Folensbee (Direktur klinik penyembuhan kekhawatiran di Houston) yang mencakup tiga langkah utama, yaitu:

1. kenalilah kekhawatiran itu sedini mungkin;
2. selingilah kekhawatiran yang kita alami dengan berbagai teknik, seperti relaksasi semua otot secara progresif atau meditasi (Yesus akan menyarankan untuk berdoa);
3. luangkanlah waktu selama tiga puluh menit setiap harinya untuk merasa khawatir.

Ya, memang benar, langkah terakhir tersebut kita gunakan untuk memakai rasa khawatir kita dengan mengikatnya selama setengah jam setiap harinya. Daripada membiarkan kekhawatiran berjalan tidak terkendali, kita diminta untuk merangkum seluruh kekhawatiran kita dan kemudian memberikan kesempatan untuk mengendalikan dosisnya (tidak seperti suntikan untuk menyembuhkan suatu penyakit) sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan.

Banyak klien yang berpengalaman di dalam mengurangi kekhawatiran sebanyak hampir lima puluh persen telah menggunakan prosedur ini. Sebagai contoh, seorang direktur utama perusahaan asuransi dilaporkan menderita perasaan khawatir yang sangat kronis selama hidupnya. Ia merasa begitu lelah karena kurang tidur pada malam harinya dan menurun produktivitas serta kualitas hidupnya. Setelah menerapkan prosedur pengurangan kekhawatiran selama beberapa bulan, kekhawatirannya berangsur lenyap. Dia mengungkapkan, "Ketika saya sedang berada dalam masa mengatur diri untuk merasa khawatir, justru pada separuh dari waktu yang ada saya mengalami kesulitan untuk merasa khawatir."

Yesus pun justru bertanya, mengapa kita tidak mengendalikan kekhawatiran itu dan bukan sebaliknya kekhawatiran yang mengendalikan kita? Jika kita mampu mengendalikan kekhawatiran secara efektif, hal itu akan menjadi salah satu rahmat yang sangat memberdayakan diri kita sendiri. Selain itu, akan menjadi langkah nyata yang mengarah pada perbaikan luar biasa atas kemampuan kita dalam memimpin diri sendiri dan orang lain sehingga mereka pun mampu memberdayakan diri mereka sendiri.

Kekhawatiran yang berlebihan dapat mengurangi vitalitas dan kemampuan yang diperlukan seorang pemimpin di dalam memimpin dirinya sendiri dan orang lain.

Diambil dan diedit seperlunya dari:
Judul buku : The Leadership Wisdom of Jesus
Judul artikel : Berhentilah Merasa Khawatir
Penulis : Charles C. Manz
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer, Jakarta 2004
Halaman : 29 -- 35
Kategori Bahan Indo Lead: Basic Life Skill
Sumber
Judul Artikel:
Berhentilah Merasa Khawatir
Penulis Artikel:
Charles C. Manz
Penerbit:
Bhuana Ilmu Populer, Jakarta 2004
Deskripsi:
Apa benar jika kekhawatiran yang berlebihan dapat mengurangi vitalitas dan kemampuan yang diperlukan seorang pemimpin di dalam memimpin dirinya sendiri dan orang lain? Artikel di bawah ini akan menjawabnya.


Selengkapnya...

BATU PUTIH

Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru,

yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya

(Wahyu 2:17)

UANG ITU PENTING

Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain

(Lukas 16:13)

JEMBATAN KASIH KARUNIA

Rasul-rasul itu meninggalkan sidang ... dengan gembira,

karena telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus

(Kisah Para Rasul 5:41)

  © Blogger template 'Grease' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP